Konsultasi Regional Produk Domestik Regional Bruto (Konreg PDRB) se-Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara (Jabalnusra) Tahun 2024 diselenggarakan pada 9 hingga 11 Oktober 2024 di Hotel Harris, Malang, Jawa Timur. Kegiatan ini mengusung tema “Penguatan Fondasi Transformasi melalui Optimalisasi Industri, Pertanian, dan Pariwisata Wilayah Jabalnusra untuk Akselerasi Ekonomi yang Inklusif dan Berkelanjutan”.

Acara yang dibuka oleh Penjabat Gubernur Jawa Timur, Adhi Karyono, ini dihadiri sekitar 306 peserta dari Bappeda, Dinas Komunikasi dan Informasi, Bank Indonesia, serta Badan Pusat Statistik dari seluruh provinsi dan kabupaten/kota di wilayah Jabalnusra. Forum menghadirkan narasumber dari BPS, Bank Indonesia, Bappenas, serta akademisi Universitas Brawijaya, dan menjadi wadah strategis untuk bertukar pengetahuan, membahas tantangan pembangunan ekonomi regional, serta memperkuat kolaborasi dalam penyediaan data dan kebijakan ekonomi.

Dalam forum tersebut, disepakati bahwa Provinsi Banten akan menjadi tuan rumah Konreg PDRB Jabalnusra Tahun 2025. Pertemuan juga menekankan pentingnya memperkuat fondasi transformasi ekonomi melalui tiga sektor utama, yakni industri, pertanian, dan pariwisata.

Selain itu, Konreg 2024 menghasilkan sejumlah kesepakatan penting. Antara lain, penyusunan laporan pelaksanaan kesepakatan, rancangan evaluasi implementasi rekomendasi, serta pembahasan tema untuk Konreg tahun berikutnya. Forum ini juga ditutup dengan penandatanganan naskah hasil perumusan kesepakatan antarprovinsi dan kabupaten/kota peserta. Hasil penting lainnya adalah peningkatan sinergi antar lembaga, khususnya Bappeda, BPS, Diskominfo, dan Bank Indonesia, untuk menghasilkan data statistik yang lebih handal dan sinkron. Forum ini juga menekankan pentingnya keselarasan budaya perencanaan antarwilayah agar pembangunan lebih terpadu dan saling mendukung.

Dengan demikian, Konreg PDRB Jabalnusra 2024 tidak hanya menjadi ajang pertukaran gagasan, tetapi juga menghasilkan langkah konkret untuk memperkuat kolaborasi, memperbaiki sistem data, serta memperkuat strategi pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan di kawasan Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.